Kamis, 21 November 2013

Agrowisata



Lembah Hijau Sarana rekreasi multifungsi




Untuk sahabat NATURA yang berada di wilayah Sukoharjo pasti sudah tak asing lagi dengan LHM atau lebih akrab dengan sebutan Lembah Hijau Multifarm. Lembah Hijau Multifram adalah sebuah tempat yang akan memberikan pengalaman Agrowisata yang tak terlupakan. Area seluas 6 hektar yang terletak di Dukuh Joho Lor, Triangan Mojolaban, Sukoharjo tersebut dijadikan sebuah tempat yang menyenangkan untuk rekreasi serta pembelajaran mengenai pertanian dan peternakan. Di LHM anda akan menjumpai kegiatan pertanian yang terintegrasi meliputi kegiatan usaha seperti :Peternakan Sapi Perah,Pertanian,Perikanan, Pengembangan Bioteknologi Starbio. LHM dalam melaksanakan bisnis agrowisatanya dengan prinsip LEISA (Low Eksternal Input Sustainable Agriculture). Dimana LHM  memanfaatan sumber daya lokal secara maksimal untuk mendorong petani maupun masyarakat sekitar agar mandiri. karena itulah wisatawan selain dapat menikmati pemandangan alam yang memukau, mereka akan diperlihatkan  proses kegiatan usaha LHM yang beraneka ragam.
Saat anda memasuki area LHM maka anda akan disuguhi pemandangan hijau dari perkebunan sayuran organik, ada terong ungu , cabe , kacang panjang dan masih banyak lagi tanaman yang di kembangkan. Memang LHM lebih konsen pada pengembangan tanaman organik, selain sehat untuk di konsumsi tanaman organik memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Disini wisatawan dapat memetik sayuran siap panen, kemudian wisatawan akan diberi penjelasan singkat mengenai cara berkebun secara organik agar bisa di praktekkan dirumah. Dimulai dari proses pembibitan, perawatan hingga pemanfaatannya.
Tidak hanya pertanian LHM juga mengembangkan usaha peternakan. pengembangan peternakan sapi dan budidaya ikan patin akan memanjakan anda. wisatawan bisa mencoba untuk memerah susu sapi secara langsung, memberimakan sapi dengan fermentasi jerami. Selain itu anda juga akan diberikan pengetahun tentang pengolahan limbah ternak yang dimanfaatkan sebagai pupuk kompos sesuai dengan kebutuhan tanaman.
 Setelah selesai berkeliling siapkan perut anda untuk mencicipi makanan olahan dari susu sapi seperti; es krim dan yogurt. ada juga aneka masakan ikan patin yang sudah siap memanjakan lidah anda. Argowisata LHM tidak hanya diperuntukkan bagi keluarga yang ingin berlibur tetapi juga bisa untuk studi banding para kelompok tani. Saat dimintai pendapat mengenai LHM Suparyadi kelompok tani dari ngawi menjelaskan ”di Lembah Hijau ini kami diberi penjelasan tentang pembuatan pupuk kompos untuk tanaman bawang secara organik, karena di daerah saya masih lebih banyak menggunakan obat – obatan kimia, setelah ini kami akan coba untuk menggunakan pupuk kompos seperti yang diajarkan tadi, ujarnya bersemangat.
Hal ini dibenarkan oleh Fendi salah satu Tour Guide LHM, ”LHM memang sering mengadakan pelatihan dan melayani wisata studi banding dari masyarakat atau kelompok tani, karena ini memang program yang dirancang oleh LHM agar bermanfaat bagi masyarakat luas”, jelasnya saat ditemui oleh NATURA.
Agrowisara menjadi sebuah tempat yang pantas dicoba, karena Agrowisata akan memberikan sebuah pengalaman berwisata yang berbeda dari tempat lainnya. selain anda mendapatkan udara segar anda akan mendapatkan pengetahuan berkebun yang bisa anda praktekkan di kehidupan sehari – hari. Jadi luangkan waktu anda untuk menikmati wisata berkebun anda.

Prospek Agrowisata di Indonesia
Indonesia adalah negara agraris, Lahan produktif terbentang dari sabang sampai merauke. Kondisi tanahnya subur karena berada di sekitar gunung vulkanik, serta mendapat penyinaran matahari sepanjang tahun. Letak geografis Indonesia sangat variatif sehingga berbagai jenis tanaman dapat dengan mudah hidup di Indonesia. Tak bisa dipungkiri bahwa bidang pertanian masih mumpuni untuk dijadikan lahan bisnis, tinggal bagaimana cara kita mengemasnya agar menarik. inilah salah satu modal potensial untuk dijadikan usaha yang bermanfaat bagi semua pihak.
Salah satu cara agar bidang pertanian bisa dijadikan program unggulan adalah dengan mengemasnya dengan sektor pariwisata. karena sector pariwisata masih cukup efektif untuk menarik orang –orang untuk datang. Saat wisatawan datang hal ini bisa mendorong lebih banyak lagi bidang pembangunan yang terdorong.
Fendi sebagai tour guide menambahkan, “bahwa argowisata masih potensial untuk di kembangkan di Indonesia. karena Indonesia adalah negara agraris dan subur” jelasnya.
 Dalam agrowisata banyak hal yang bisa di jual, selain produk pertanian yang memang menjadi komoditas utama, keindahan alam serta ilmu pengetahuan mejadi nilai plus rekreasi Agrowisata. (Ulfi F Jannah /D0210118)






Cerpen



 BAYANGAN HATI

Udara pagi menyapa dengan lembut. Sejenak kuhentikan langkahku menuju gerbang sekolah. Sengaja kunikmati beberapa detik dalam diam. Kupandangai sekeliling sambil tersenyum dalam hati. Gerbang ini, gerbang sekolah yang selalu menyambutku setiap pagi dengan terbuka. Namun terkadang juga tertutup, tentunya saat aku terlambat.
Tak terasa sudah dua tahun sudah hariku berlalu sebagai murid SMA. Dua tahun sudah aku tertawa dan berbagi cerita dengan mereka yang selalu di sampingku. Mereka yang membuat hariku menjadi lebih berwarna. Cerita yang tersimpan di setiap sudut sekolah ini tak akan pernah akan aku lupakan. Aku sendiri tak ingin terlalu mellow karena akan segera lulus. Bagiku, sudahlah, jalani saja apa yang ada di depan dengan sebaik-baiknya.
Dan hari ini, semua berjalan seperti biasanya. Tidak ada yang spesial. Hanya rutinitas seorang siswi SMA. Kenalkan namaku Monet, aku tegaskan sekali lagi Monet! Bukan monyet! Kini aku masih duduk di bangku kelas XII di salah satu SMA swasta terkenal di Solo. Tentangku, tak banyak yang bisa kuceritakan. Hanya saja badanku tinggi semampai, berkulit putih, hidung mancung, sedikit berwajah indo dan tentunya ada bulu mata tebal lentik yang semakin menambah kecantikan parasku. Kau tahu? Semua itu membuatku menjadi salah satu cewek popoler di sekolah. Bukannya aku sombong, tapi begitulah kenyataannya. Semua orang di sekolah tahu siapa aku, Monet!
Jomblo ketika kamu salah satu cewek popular di sekolah pastinya menjadi hal yang aneh. Tapi tidak untukku. Banyak siswa memandang aku pasti akan mendapatkan segalanya. Termasuk pacar yang tampan. Kau tahu? Cowok tampan dan kaya itu gampang dicari. Tapi untuk masalah cowok yang prefect baik fisik maupun hati itu susahnya minta ampun. Bagai mencari jarum dalam tumpukan jerami.
Well, cukup sudah aku diam termangu. Aku segera bergegas menuju kelas. Tetapi jalanku mulai kupelankan saat melewati lapangan basket, tempat yang tak pernah kulewatkan. Dan sekarang, banyak cowok sedang berlatih basket. Tanpa kentara, mataku mencari sosok yang selalu membuat rasa bersalahku muncul tiba-tiba, sosok yang hanya bisa kupandangi dari kejauhan.
“Kraakk..”, suara bola basket membentur pagar besi pembatas lapangan.
Sorry, ngagetin..”, seorang anggota tim basket mendekat dan mengambil bola.
“I-iya. Nggak apa-apa kok”, jawabku dengan nada tergagap. Rasanya malu sekali seorang Monet tergagap! Sejenak aku seperti terkena semacam sihir atau jampi-jampi. Jantungku berhenti berdetak!
Bagaimana tidak? Cowok itu membuatku terpesona. Cowok tampan, jago basket, kaya sekaligus pintar itu biasanya hanya ada di sinetron. Tapi aku berani sumpah, makhluk seperti itu benar-benar ada di sekolahku. Cowok itu bernama Diaz, anak XII IPA 2. Tubuh yang tinggi, kulit  sawo matang dipadu dengan senyuman manis yang mengembang setiap bertemu orang benar-benar seorang cowok idaman. Selebritis sekolah yang selalu menjadi bahan perbincangan di kalangan siswa bahkan guru. Apapun tentang Diaz selalu menjadi trending topic.
Stop! Stop! Berhenti membahas Diaz. Aku benci Diaz!  Tapi entahlah. Aku sendiri masih bingung dengan perasaanku. Apakan ini perasaan benci atau bersalah pada Diaz. Kau tahu? Diaz adalah mantanku yang kuputus setelah 3 jam sejak kami resmi pacaran. Tragis bukan? Dan inilah yang menjadi pengganjal aku dengan Diaz sejak hari itu. Aku ingin kami berteman. Teman yang biasa tentunya. Hanya saja semua terasa tidak mungkin mengingat apa yang telah aku lakukan pada Diaz beberapa tahun yang lalu. Oh My God!
“Hai, beby”, sapa Anggar dari dalam kelas sambil mengedipkan sebelah matanya dengan mesra.
“Hai juga, beby”, jawabku dengan nada centil.
Beby, nanti temenin aku latihan basket ya buat persiapan pertandingan? Bisa kan?”
“Udah deh mulai. Aku paling nggak mau nemenin kamu latihan basket kalo timnya tim campuran kelas IPA dan IPS”, jawabku dengan nada kesal.
Anggar adalah pacarkuku. Perawakannya hampir mirip dengan Diaz. Cukup tampan, tajir dan sama jagonya dalam hal basket. Tapi bedanya dengan Diaz, Anggar agak kekanak-kanakan dan dia adalah teman sekelasku, kelas XII IPS. Satu setengah tahun yang lalu, Anggar pindah dari Jakarta. Karena kepintarannya dalam mengolah si kulit budar orange itu, otomatis Anggar masuk tim basket sekolahku. tim basket di sekolahku dibagi menjadi dua, tim IPA dan tim IPS. Tim IPA dan tim IPS akan dicampur bila akan megikuti kompetisi seperti dalam waktu dekat ini. Dan bisa ditebak pula, Diaz dan Anggar yang merupakan pentolah basket sekolahku pun akan masuk dalam pemain utama tim campuran. Kau tahu? Karena itulah aku paling malas diajak latihan bila timnya campuran.
Aku sudah berpacaran dengan Anggar hampir satu tahun. Aku sendiri tidak tahu apa yang membuatku bisa bertahan berpacaran dengan Anggar hampir selama itu. Jujur, aku akui, aku tidak terlalu suka apalagi cinta padanya. Aku menduga-duga mungkinkah aku berpacaran dengan Anggar karena dia mirip dengan Diaz? Apakah bisa bertahan berpacaran dengan Anggar karena bayang-bayang rasa bersalahku pada Diaz? Who knows? Aku benar-benar tidak mengerti dengan perasaanku sendiri.
Kalau boleh jujur, aku pacaran dengan Anggar awalnya hanya untuk menjaga gengsiku sebagai cewek popular di sekolah. Monet jomblo? Nggak bangetlah ya! Namun setelah menjalani hubungan yang awalnya hanya iseng, aku mulai bisa menerima tingkah konyol Anggar dan sifat manjanya. Aku juga jadi kangen kalau tidak mendengar omelan Anggar yang sering menyuruhku belajar on time. Yang tak henti-hentinya menceramahi aku untuk menjadi cewek lebih rapi dan lebih peka.
Kini aku berangan-angan. Andaikan aku bisa memilih dan mengulang waktu, aku akan memilih Diaz. Atau tepatnya memperbaiki hubunganku dengan Diaz. Karena sejak peristiwa itu, aku tak pernah bertegur sapa sekalipun dengan Diaz.
Kejadian itu terjadi saat aku masih duduk di bangku kelas X. Masih awal mengenakan seragam SMA dan masih belum punya pengalaman berpacaran membuat aku takut untuk mencoba membuka hati untuk seorang cowok. Yang aku inginkan saat itu adalah punya banyak teman untuk bisa tertawa dan seru-seruan bersama. Hingga permainan itu dimulai. Sebuah permainan yang sering dimainkan anak SD yaitu suit. Dimana yang kalah akan menuruti perintah sang pemenang. Saat itu Maria-lah yang keluar sebagai pemenangnya dan aku tentunya sebagai pihak yang teraniyaya karena kalah. Dengan acak Maria menunjuk satu cowok satu kelas yang memiliki senyum manis dan tatapan setajam mata elang. Maria sambil cengar-cengir nyuarakan titahnya, menyuruhku untuk mengutarakan perasaanku pada Diaz. Dan bodohnya, saat itu aku dengan percaya diri menghampiri Diaz yang sedang bercanda dengan teman-temannya  dan langsung saja berkata, “Diaz, mau nggak kamu menjadi pacarku?”. Tentunya dengan nada yang manis dan sedikit merayu.
Diaz saat itu hanya terdiam dan bingung, tapi saat itu juga tiba-tiba langsung berkata “Ok, aku mau jadi pacar kamu, Net”.
Satu kelas riuh ramai sejadi-jadinya bahkan suara gaduh teman teman satu kelas membuatku tersadar bahwa aku baru saja menembak Diaz. Sesaat aku syok berat. Kukira ini hanya permainan semata dan tidak harus jadi pacar yang sesungguhnya. Namun kenyataan berkata sebaliknya. Oh My God!
Dengan wajah pucat dan malu aku kembali ke bangkuku.
“Monet, kamu gila? Kamu nembak Diaz di kelas?” Maria bertanya dengan nada keheranan yang amat sangat.
“Bukannya kamu yang menyuruhku, Mar? Gimana sih?”. Aku balik bertanya kepada Maria dengan nada yang heran pula.
“Siapa bilang suruh nembak? Aku bilang nyatain perasaan kamu ke Diaz, Net! Garis bawahi kata-kataku! Menyatakan perasaan itu bukan nembak! Perasaan kan bisa apa saja! Malu, benci, takut, suka, biasa saja atau apapun! Dan yang paling penting, bukan nembak!”, tandas Maria.
“Terus? Oh My God!”
Sesaat aku meresa bersalah, karena mempermainkan Diaz. Aku jadi serba salah gara-gara permainan bodoh itu! Di satu sisi, orangtuaku belum memperbolehkan aku untuk pacaran. Di sisi lain, aku dan Diaz baru saja saling mengenal dan tiba-tiba saja status kami adalah pacaran! Ini gila! Berbagai hal yang sulit untuk aku jelaskan berkecamuk di benakku. Dan setelah menimbang-nimbang cukup lama, akhirnya aku membuat satu keputusan bulat! Aku dan Diaz harus putus!
 “Diaz, kita putus!”, kataku dingin meskipun dalam hati aku benar-benar tidak tega mengatakannya. Tuhan, ampuni aku, pintaku.
“Ha? Putus? Bukannya kita baru saja jadian beberapa jam yang lalu?” Diaz bertanya kepadaku saat aku mengatakannya. Ia terlihat kaget sekali.
Yupp. Ini hanya permainan, Diaz!” tandasku.
Saat mengatakannya, aku merasa menjadi orang yang paling jahat sedunia! Tapi tidak ada pilihan lain. Ini gara-gara permainan bodoh itu!
Tapi kini aku menyesal dan serba salah. Aku merasakan sesuatu terhadap Diaz. Aku sendiri bingung apakah ini cinta ataukah sebuah obsesi atas rasa bersalahku di masa lalu?
Diaz.. Diaz.. Sosok yang selalu membayang-bayangi hari-hariku. Sosok yang hanya bisa kupandangi dari jauh. Dan Anggar? Sosok pelampiasan rasa bersalahku. Kedok kisah cintaku yang semu.
***
Karena Anggar terus memaksaku untuk menemaninya latihan basket, akhirnya kuturuti juga permintaannya meskipun dengan rasa canggung yang menyelimuti diriku. Bahkan saking canggungnya aku, lapangan basket yang sebegitu luasnya terasa begitu sempit. Hanya menyisakan sekidit ruang untuk menyadari bahwa aku, Angga dan Diaz berada dalam satu tempat yang sama. Benar-benar keadaan yang membuatku gila.
“Ah, akhirnya”, kataku lega ketika aku berada di toilet. Setelah berhasil keluar dari lapangan basket itu.
“Akhirnya apa?” pemilik suara bariton menimpaliku.
“Lega bisa ke kamar mandi”, jawabku pendek.
“Bukan karena aku kan?” tanya pemilik suara bariton itu lagi.
Aku menoleh dan kaget sekaget-kagetnya. Diaz ada di depanku! Dan jarak kami tidak sampai dua meter! Alamak mampus aku!
“Kenapa harus tidak nyaman, Yaz?” Aku balik bertanya pada Diaz. Ada sedikit rasa gugup dalam diriku.
“Karena waktu itu. Mungkin?” Diaz menggantung jawabannya.
Plaakk! Aku seperti ditampar keras-keras dan itu tepat sasaran! “Maaf untuk waktu itu” jawabku diplomatis. Menutupi rasa bersalahku dan juga rasa gugupku.
Tiba-tiba saja Diaz mendekat. Meraih tanganku dan meletakkan tanganku tepat di dadaku. Semua berlangsung begitu cepat. Aku sendiri bahkan tak percaya ini adalah hal yang nyata ataukah sebuah dejavu.
“Monet, Aku menyukaimu. Sejak dulu hingga sekarang. Yang lalu biarlah berlalu. Aku selalu memaafkanmu. Dan saat ini aku saat ini hanya ingin berkata, maukah kau menjadi pacarku?”
Aku saat itu hanya bisa diam mendengar pengakuan Diaz yang begitu tiba-tiba itu. Kutatap dengan heran bola mata Diaz yang kecokelatan. Kutemui di sana sebuah pengakuan tanpa kebohongan. Sebuah ketulusan.
Entah apa yang terjadi dengan diriku saat ini. Yang terlintas dalam benakku adalah inilah kesempatanku untuk memperbaiki semuanya dan memulainya dari awal. Namun sebuah suara juga bergema di telingaku. Bagaimana dengan Angga? Haruskah aku mengkhianati Angga walaupun aku tak cinta padanya? Dan aku akan kembali mengulang kesalahan yang sama? Ini semua terjadi begitu saja dan bukan perkara yang mudah untuk kuputuskan dalam waktu beberapa menit saja.
 “Monet?” sebuah suara yang lain memanggilku. Aku menoleh dan mendapati Angga telah berdiri di ambang pintu toilet. “Putuskan sekarang juga, Net! Aku atau Diaz? Aku terima semua keputusanmu,” tambah Angga dengan senyum yang sedikit dipaksakan.
Diaz atau Anggar? Detik itu juga aku harus memilih satu dari dua. Dan dua-duanya adalah sosok yang hampir mendekati sempurna. Namun aku bingung. Aku bagaikan orang serakah yang menginginkan sebuah kesempurnaan.
Keputusan adalah keputusan. Aku telah memilih sebuah jalan dan aku tidak bisa mundur lagi!
 “Diaz, maafkan aku atas perbuatanku waktu itu,” kutatap dalam-dalam mata kecokelatan itu. “Terima kasih telah memaafkanku. Terima kasih untuk semuanya,” ucapku tulus sambil tersenyum. Lalu kulepas genggaman tangan Diaz dan aku pergi meninggalkan toilet.
Anggar mengejarku. “Apa kau yakin dengan keputusanmu, Net?” Tanya Anggar begitu berhasil mengejar langkahku.
“Tentu. Aku tahu yang aku mau, sayang” jawabku sambil tersenyum kenes kepada Anggar. “Buatku, kamu sempurna. Memang tidak seluruhnya, tapi bagiku itu cukup,” tambahku.
Anggar tidak berkata apa-apa lagi. Ia langsung menggenggam tangan Monet dan membimbing kembali ke lapangan basket.
“Aku sayang kamu, Nggar,” ucapku.
Me too, beby.” Sebuah ciuman ringan mendarat di kening Monet disusul dengan senyuman manis khas milik Anggar.
 Akhirnya, aku tahu keputusan yang harus benar-benar kuambil. Aku tahu Diaz sempurna. Namun aku juga tahu Anggar-lah yang terbaik untukku. Hampir saja aku membuat kesalahan yang sama untuk kedua kalinya. Bayang-bayang masa lalu hampir saja membuatku menjadi orang yang paling serakah. Mungkin. Menginginkan lebih dan lebih. Padahal ada yang terbaik untukku. Oh God!
***
Tak ada orang lain yang bisa memahami diri kita dengan baik kecuali diri kita sendiri. Jadi kenali dirimu agar kau tau apa yang sebenarnya kau inginkan.





           
                                

Pelegalan pernikahan sesama jenis



 Pernikahan Sesama Jenis

Saat individu menjadi titik sentral kehidupan, mempunyai kekuatan yang luar biasa besar akan dirinya sendiri. Sehingga sah saja jika mereka mempunyai pemikiran bebas untuk kepentingannya. Seperti Penjelasan yang disampaikan oleh Baharudin Harahap Ketua Program Magister Kenotariatan Fakultas Hukum UNS saat mengawali sesi wawancara, Rabu (12/6) Falsafah individualistik melahirkan sebuah teori Kontrak Sosial milik John Locke, di mana teori ini menjelaskan bahwa terbentuknya negara adalah berkat anggota masyarakatnya mengadakan kontrak sosial untuk membentuk negara. Ini berarti negara adalah sebuah “produk” yang tercipta karena keinginan individu. pemikiran individualistik membentuk kosep Liberalisme dimana paham yang menempatkan kebebasan individu pada level tertinggi diatas segalanya. Liberalis memfokuskan agenda utamanya pada perdamaian, demokrasi, dan Human Rights.
“Saat logika individu terancam oleh demokrasi, maka demokrasi di nomor duakan”, sebuah unggkapan dari Pak Baharudin dalam memandang fenomena Pelegalan pernikahan sesama jenis yang kini terjadi di Negara barat. Arti dari ungkapan diatas adalah sebuah pemikiran yang keluar dari logika individu membuat pelegalisasian pernikahan sesama jenis tidak diproses melalui prosedur prosedur yang bersifat demokratis. Karena Negara wajib mengutamakan kemauan individu.

Andil Lembaga Agama
Bagaimana dengan lembaga agama di Negara yang melegalkan pernikahan sejenis? Seberapa besar andil dalam di sahkannya UU ini?. Negara yang meloloskan pernikahan sejenis pun tak serta merta berarti mereka tidak punya lembaga agama. Fakta yang mencengangkan, justru lembaga agama di luar negeri sudah lebih sitematis dibanding Indonesia. Pemikiran melegalkan pernikahan sejenis menjadi sebuah pemikiran yang kini menjadi perdebatan. Isu ini menjadi sensitif karena melibatkan hal yang berbau pribadi, yaitu HAM dan agama. 

Pertikaian antara hak asasi manusia (HAM) dan agama akan terjadi jika pernikahan sesama jenis dilarang, yang juga berarti hal tersebut sudah melanggar hak asasi seseorang untuk bahagia dalam bahtera pernikahan. Tetapi dari sisi agama, pelegalan pernikahan sesama jenis dipandang sebagai sesuatu yang merendahkan manusia itu sendiri. Bagaimana bisa pria menikah dengan pria ataupun wanita dengan wanita?  Ibaratkan saja dengan kutub pada magnet: jika utara disatukan dengan utara, pasti akan terjadi efek tolak-menolak.
Sisi agama memandang bahwa setiap makhluk hidup diciptakan berpasang- pasangan, pria dan wanita. Namun, rasanya memang sulit saat logika individu di satukan dengan agama.
 Jawaban dari pertanyaan kenapa negara bisa melegalkan pernikahan sesama jenis adalah Sekulerime. Dosen S2 pengampu mata kuliah hukum pernikahan ini mengutip pernyataan dari Friedrich Wilhelm Nietzch yang menegaskan “God is dead” (Tuhan Telah mati) untuk menggambarkan bahwa kehidupan di Negara barat itu memang sudah mengeluarkan agama dari wilayah kehidupan masyarakat dan Negara.
  Sekulerisme merupakan sebuah ideologi yang menyatakan bahwa institusi atau negara harus berdiri terpisah dari agama atau kepercayaan. Sekulerisme diyakini dapat menunjang kebebasan beragama dan kebebasan dari pemaksaan kepercayaan dengan menyediakan sebuah pemikiran yang netral dalam masalah kepercayaan serta tidak menganakemaskan sebuah agama tertentu. Sekulerisasi membuat lembaga agama yang sudah sitematis tidak boleh memasuki ranah sosial. Agama adalah urusan individu dengan Tuhannya.
Konsep individu, liberalisme hingga  sekulerisme ini saling berkaitan serta ikut andil dalam merebaknya isu, hingga adanya pelegalan pernikahan sejenis. Jika ditilik lebih transparan, proses demokrasi yang benar yaitu sebuah undang-undang harus melewati persetujuan dari lembaga-lembaga terkait. Lalu, apakah pernikahan sejenis masih bisa lolos menjadi sebuah undang-undang?
Saya yakin kalo dilakukan dengan proses demokrasi yang benar, tidak mungkin dilegalkanBurhanudin Harahap, Ketua Program Magister Kenotariatan Fakultas Hukum UNS saat di wawancarai di ruang kerjanya, Rabu (12/6).
Berikut Daftar Negara yang telah melegalkan pernikahan Sejenis

Belanda
1 April 2001
Norwegia
1993
Belgia
1 Juni 2003
Spanyol
30 Juni 2005
Kanada
20 Juli 2005
Afrika Selatan
30 November 2006
Swedia
Mei 2000
Portugal
5 Juni 2010
Islandia
27 Juni 2010
Argentina
22 Juli 2010
Meksiko
21 Desember 2009
Uruguay
2010
Selandia Baru
Mengamandemen UU tahun 1955
Prancis
18 Mei 2013


Indonesia Diterpa Isu Pelegalan Pernikahan Sesama Jenis
Apa kabarnya dengan Indonesia?
Negara yang hidup damai dengan toleransi tinggi di mana ada lima agama yang diakui negara, serta hidup rukun dengan suku dan etnis beragam. Dan di tengah isu multikultur yang telah dijalani Indonesia, masih mungkinkah pernikahan sesama jenis dilegalkan di negeri ini?
Berbeda dengan falsafah Barat, Indonesia adalah negara yang kental dengan falsafah hidup ketimuran, di mana individu merupakan bagian dari masyarakat. Hal itu juga yang kini berlaku dalam landasan negara. Indonesia memiliki dasar negara yang cukup jelas yaitu Pancasila, sebuah wadah yang cukup fleksibel, yang dapat mencakup faham-faham positif yang dianut oleh bangsa Indonesia.  Dalam hal ini dipertegas oleh sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Arti dari sila pertama ini adalah negara harus memiliki aturan dan sifat luhur atau Mulia Tuhan. Indonesia bukanlah negara agama, namun bukan pula negara sekuler,Indonesia adalah negara yang mempunyai spirit religiusitas, sehingga apa –apa  yang dilakukan berdasarkan religiusitas”. tambah Pak baharudin dalam memandang isu legalitas pernikahan sesama jenis di indonesia.
            Nilai-nilai agama masih menjadi hal penting di Indonesia untuk ikut ambil bagian dalam membuat sebuah aturan yang nantinya dipakai aturan untuk bermasyatakat. Isu pernikahan sejenis menjadi sebuah tamparan yang telak bagi Indonesia. Karena isu itu dianggap sebagai pemikiran yang melawan aturan agama. Tidak hanya Islam, di mana tercatat sebagai agama mayoritas di Indonesia, tetapi di semua agama. Hubungan sesama jenis saja dilarang, terlebih sampai hingga titik pernikahan.
Baharudin harahap juga mengingatkan tentang aturan Dalam hukum pernikahan Indonessia. Telah ditegaskan bahwa pernikahan diserahkan pada hukum agamanya masing-masing. Hal ini tercantum pada UU No. 1 tahun 1974 pasal 2 ayat (1):  Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama dan kepercayaannya itu.
Kemudian, apakah pernikahan sesama jenis ada dalam salah satu agama yang di akui oleh Indonesia? Jawabannya jelas tidak ada. Tetapi masih saja ada orang yang mempertanyakan pelegalisasian pernikahan sesama jenis. Dimana mereka membandingkan dengan pernikahan berbeda agama. Mereka memandang bahwa Pernikahan berbeda agama sudah diatur dan di legalkan di indonesia, kenapa pernikahan sesama jenis tidak bisa?.
Menanggapai pemikiran masyarakat tentang pernikahan sesama jenis di bandingkan dengan pernikahan berbeda agama pak baharudin menjelaskan bahwa memang indonesia mengatur tentang “locus delikti” itu kaitannya dengan perbuatan hokum yang dilakukan oleh warga Negara Indonesia di luar negeri bukan mensyahkan perkawinan beda agama. Pada kenyataannya memang ada orang yang berbeda agama yang menikah di luar negeri kemudian kembali ke Indonesia dan mendaftarkan pernikahannya di catatan sipil.
mendaftarkan pernikahan di catatan sipil itu bukan berarti Negara mensyahkan perkawinan. Pencatatan di catatan sipil  hanya pencatatan kependudukan biasa . Jadi jika ada masalah dengan suami ibu dan anak nantinya tidak dianggap ada perkawinan , dianggap batal demi hukum . dimana tidak dianggap ada perkawinan.
Keterangan pak baharudin cukup tertera jelas  Saat membuka Kitap Undang Undang Tentang Perkawinan Tahun 1974 pasal pertama yang tertera adalah Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. cukup jelas bahwa indonesia hanya mengatur pernikahan antara Pria dan Wanita yang didasari atas Ketuhanan (Dengan aturan tuhan /Agama)
Namun tak dipungkiri pula bahwa sudah banyak gerakan bawah tanah yang menginginkan pernikahan sejenis dilegalkan.  Setidaknya, kini di Indonesia semakin terbuka dengan kaum LBGT, yang menjadi sebuah tahapan awal yang cukup bisa membelalakkan mata masyarakat Indonesia. Mereka menyalakan tanda peringatan bahwa mereka ada di sekeliling kita. Mereka menginginkan sebuah pengakuan dari negara, membawa senjata bernama HAM untuk menerobos batasan-batasan agama. Segelintir orang yang ingin logika individunya diakomodasi negara, layaknya falsafah di negara-negara Barat.
Apakah mungkin Indonesia yang dibangun dengan landasan “Ketuhanan Yang Maha Esa” melegalkan pernikahan sesama jenis?
“Pernikahan sesama jenis tidak mungkin akan dilegalkan, kecuali mengubah negara,” tegas Burhanudin saat menutup sesi wawancara.
Pernikahan pada hakikatnya adalah ingin membentuk sebuah keluarga yang diawali dengan ikatan lahir dan batin seorang pria dan wanita yang bertujuan untuk meneruskan keturunan serta bertujuan menegakkan ajaran agama. Perkawinan sesama jenis di Indonesia, dari kacamatra agama dan adat, belum mendapat pemahaman layak untuk dilakukan. Bahkan, dapat disebut dari kacamata agama, sebagai suatu perbuatan dosa. Sedangkan dari kacamata adat merupakan sebuah aib. (Ulfi F Jannah) Tugas Indept News